"Kau marah?" Dengan keterlaluan Sean bertanya saat telah kembali ke kamarnya. Ia dapat melihat Anne tengah duduk di tepi ranjang dan membelakanginya. Anne hanya diam tanpa bersuara, ia bersedekap d**a dengan wajah yang kesal. Bagaimana bisa Sean bertanya? Tentu sudah sangat jelas ia marah. "Jangan seperti remaja, Ann," ucap Sean kembali. Jujur saja ia tengah menahan tawa kemenangannya. Ia tahu Anne cemburu dan ia merasa diatas angin sekarang. "Untuk apa aku marah?" Anne berbalik dan memberikan senyuman yang manis, amat sangat manis hingga membuat Sean terkejut. "Kenapa tidak sekalian memandikannya? Tangannya terluka dan tak bisa berjalan," sindirnya kemudian. Dan apa yang dikatakannya justru membuat Sean semakin ingin tertawa lebar. "Dia bukan kucing yang harus dimandikan," balas Sea