“Mas Dru! Pulang!” suruhan Edna membuat Dru langsung berdiri tegak. Ia melirik ke arah jam dinding di dalam kantornya dan masih menunjukan pukul 10 pagi. Baru satu jam ia sampai dan duduk di kursinya dan tiba-tiba saja Edna menyuruhnya pulang. Dru sadar, setelah bertahun-tahun menikahi Edna, ia tahu, jika istrinya yang biasanya menggemaskan, sensitif, rewel, nyebelin dan kurang mengungkapkan cinta padanya itu jika berubah sangat galak sekali tandanya sesuatu hal penting terjadi. “Aku baru sampai Ed, masa pulang lagi?” jawab Dru tanpa menanyakan apa yang tengah terjadi. “Pokoknya pulang!” suruh Edna masih galak tapi ada suara parau yang terdengar seolah ingin menangis karena marah. “Iya, aku pulang, aku pulang.” ulang Dru sambil berdiri segera mengambil dompet dan kunci mobil. Ia mera

