Restoran bergaya klasik itu tidak terlalu ramai siang itu. Liam sudah memesan meja di sudut dekat jendela besar, supaya suasananya lebih tenang. Nadine duduk di samping Liam, sementara Arabella duduk di seberang mereka. Gadis itu terlihat memainkan sendoknya tanpa banyak bicara. “Apa makanannya tidak sesuai dengan seleramu, Sayang?” tanya Liam mencoba mencairkan suasana. “Ah? Tidak, Pa, makanannya enak,” jawab Arabella tanpa menoleh. Nadine berusaha tetap tersenyum, meski sikap dingin itu membuat dadanya sedikit sesak. Dia menggenggam tangan Liam di bawah meja, seolah meminta kekuatan. Liam membalas genggaman itu, lalu memberi isyarat kecil padanya untuk memulai. “Ada sesuatu yang ingin kami beritahukan padamu, Bella,” ucap Nadine dengan suara lembut. Arabella akhirnya mengangkat waja
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


