Nadine berlari menyusuri lorong rumah sakit, suara heels dari flatshoes-nya beradu dengan lantai marmer yang bersih. Air matanya mengaburkan pandangan, membuatnya hampir tersandung beberapa kali. Beberapa perawat dan pengunjung rumah sakit menoleh dengan tatapan penuh tanya, tetapi Nadine terlalu hancur untuk peduli. Tiba-tiba, sebuah tangan yang kuat menarik lengannya dengan lembut. "Lepas!" teriak Nadine, berusaha melepaskan diri tanpa melihat siapa yang menahannya. "Ini aku, Arga," suaranya yang tenang namun tegas membuat Nadine berhenti memberontak. "Ada apa denganmu?" Melihat wajah Arga yang penuh kekhawatiran, Nadine seperti menemukan pelampung di tengah lautan kesedihannya. "Arga? Bawa aku pergi dari sini," pintanya dengan suara serak. Arga melirik ke ujung lorong tempat Fransis

