Episode 36

2169 Kata

"Dia pasti marah." Ucap Barry sambil meniup asap dari cangkir berisi kopi hitam. Cairan hitam berperisa pahit itu sudah menjadi teman sejatinya sejak lama. Barry dan kopi hitam adalah satu paket yang tidak akan terpisahkan.  "Sedikit." Jawab Mike yang duduk di seberang Barry. Berbeda dengan Barry, dihadapan Mike justru terdapat satu gelas vanilla latte dengan rasa manis.  "Dia tidak bisa berlama-lama marah." Barry menaruh cangkir ke tempat semula, bahkan sebelum ia meminumnya. "Dia selalu mencoba mengerti, meskipun terkadang menyakiti harga dirinya."  "Aku setuju. Dan itulah istimewanya Titan."  Kedua lelaki itu sama-sama tersenyum samar. "Aku berharap bisa mendekatinya, tapi dia selalu beranggapan jika aku hanya mendekatinya karena merasa bersalah dan iba." Decak Mike, "Padahal aku be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN