“Hallo, Ris.” Sapaan seorang pria paruh baya, tepat saat panggilan terhubung, begitu saja menyapa indera pendengaran pemuda tampan yang baru saja selesai memasukkan buku pelajarannya ke dalam tas. Lelaki itu mengedarkan tatapannya ke setiap penjuru kelas yang sudah kosong, lalu melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangan, yang sudah menunjukkan pukul lima sore, kemudian menaruh tas yang sedari tadi dipangkunya ke atas meja. “Hallo, Pap,” jawab Oris. “Beberapa menit yang lalu, Pak Deri Hutapea menghubungi Papa. Beliau memberi kabar baik, perihal salah satu fakultas favorit yang sudah menandai kamu, sejak olimpiade kimia antar negara dua bulan yang lalu.” “Terus?” Oris yang cukup penasaran, dengan apa yang hendak Ayahnya katakan, terlihat berpikir sejenak. Hingga satu untaian