"Menurutmu, apa Diane akan benar pergi?" Aku mengedikkan bahuku sembari menjawab, "Entahlah." Nathan menghela napas seperti menyerah. Aku rasa, semenjak Diane mengatakan kepergiannya itu, Nathan menjadi tidak seperti biasanya. Kali ini, ia banyak melamunkan sesuatu yang membuatnya pendiam. "Ada apa, Nathan?" tanyaku akhirnya. Nathan menatapku dan menggeleng segera. "Tidak ada apa-apa," jawabnya. "Kau berbohong." "Aku?" tanya Nathan dan aku mengangguk. "Kau memikirkan Diane?" tebakku. "Ti-tidak." "Mengapa kau terus saja berbohong, cukup katakan iya dan masalah selesai," kataku. Nathan mendengus akhirnya. "Ya, aku memikirkannya." "Lalu?" pancingku. "Aku hanya mengkhawatirkannya, itu saja." Aku tertawa kecil. Nathan memang lucu, saat ada ia merasa terbebani tapi saat tidak ada i