“Arata, tahu, aku nggak pernah bisa merasakan sakit. Bahkan ketika tanganku putus, kepalaku berdarah, dan saat sekarat nanti sekalipun, aku nggak akan bisa merasakannya. Tapi hari ini Arata mengajariku rasa itu. Terima kasih, aku sudah mengerti rasanya sakit.” Mila ♫ ♫ ♫ “ ... aku berpikir untuk membunuhmu saat ini.” Arata menelan ludah, tapi ekspresi wajahnya masih saja tenang. “Tapi karena kau orang pertama yang membuatnya hidup kembali setelah kematian Emir, aku akan memberimu satu kesempatan lagi.” Tak terima disalahkan, Arata berkata, “Aku pikir kamu nggak perlu begitu memerhatikan pacarku, tapi terima kasih sarannya.” Adit tertawa kecil. “Boleh juga nyalimu.” Dia mendekati Arata, mencengkeram bahu lelaki berkacamata di depannya. “Emir mempercayakan dia sama aku, itu tuga