Alice terus menatap layar poselnya tak ada satupun pesan yang di tinggalkan lukas untuknya.hal ini tentu saja semakin membuat alice merasa khawatir ini bukanlah hal yang sering terjadi padanya sehingga ia biasa saja.tidak ini untuk pertama kalinya lukas tak menggabarinya sedikitpun jujur saja ia ragu saat ini.
"Kau dimana lukas? Apa yang sedang kau kerjakan?."alice menatap kearah langit yang berada di sudut balkon kamar putranya.
Alice menangis tanpa sengaja ia tak tau kenapa penyebabnya air matanya jatuh begitu saja.ia hanya merasa bahwa ia masih sulit untuk mengkontrol dirinya mungkin saja ia sudah kehilangan dirinya yang dulunya berusaha terlihat tegar dimanapun berada dengan hanya kepergian lukas tanpa kabar satu hari ini membuat semua mood atau apapun yang alice lakukan benar- ben
