61. Telfon Papi

1367 Kata

Suasana makan malam kali ini lebih lengkap setelah Papa pulang. Mama juga masak lebih banyak, tadi aku sempat membantu beliau sebisanya. “Makan yang banyak, Mas...” Melihat Mama mengambilkan nasi dan lauk yang cukup menggunung untuk Papa, aku hanya bisa tertawa dalam hati. Porsi itu kurang lebih sama dengan yang baru saja aku ambilkan untuk Mas Dilan. Mama yang tampaknya tahu aku memandang piring Papa dan Mas Dilan bergantian, ikut tersenyum sambil geleng-geleng. Kami berempat makan dengan hangat. Bersama Papa dan Mama, aku merasakan kehangatan keluarga baru. Selama aku menjadi menantu mereka, belum pernah aku merasakan mereka memandangku sebelah mata. Terutama Mama, aku merasakan sosok Mami versi kalem. Hehehe... “Mau sayurnya?” tanya Mas Dilan ketika tanganku terulur hendak menga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN