Perasaan tak tenang selalu menyelimuti hari-hari Mas Andra setelah beberapa kali ia melukai hati Aira. Gadis itu ternyata sangat rapuh. Tak puas dengan takdir yang membuat ayahnya meninggal, kantor ayahnya yang besar pun juga bangkrut dan diambil alih oleh orang lain. Rumahnya tak lagi megah. Setelah mendapatkan informasi dengan cara memaksa Rey untuk membuka suara, Mas Andra akhirnya menghentikan laju roda empatnya di depan sebuah rumah sederhana. Bangunannya bertipe lama namun masih sangat kokoh. Ditambah dengan beberapa tanaman hijau yang ada di pekarangan rumah yang cukup luas ini, menambah kesan asri. Mas Andra sedikit memicingkan matanya ketika melihat sosok wanita paruh baya yang baru saja keluar dari pintu utama rumah itu. Beliau membawa penyiram tanaman. Mas Andra yang masih set