Kata mama, meminta maaf tidaklah sulit asal kita tidak terbelenggu dalam rasa gengsi. Baiklah. Di depan rumah sederhana yang kini menjadi hunian Aira, Mas Andra memarkirkan mobilnya. Jemarinya mengetuk-ngetuk stir bundar mobil yang ia kendarai ini. Tidak perlu menempuh waktu berjam-jam untuk tiba di rumah ini. Mengingat hari ini masih cukup pagi untuknya. Jalan raya pun masih belum dipadati oleh pengendara yang bersiap melakukan aktivitasnya masing-masing. Lamanya hingga dua puluh menit, Mas Andra pun memutuskan keluar dari mobilnya tatkala kedua matanya terfokus pada seorang gadis yang baru saja mencium tangan sang ibu. Ya, gadis itu adalah Aira. Rupanya benar dugaan Mas Andra, hari ini jadwal kuliah Aira pagi. Sehingga ia bisa menawarkan tumpangan kepada gadis itu. Melangkahkan kakin