SEJAK pagi Irin memang merasa malas melakukan apa-apa. Terlebih setelah Rein berangkat kerja. Bukannya dia lelah setelah seks panas yang mereka lakukan sebelumnya. Irin lebih curiga kalau tamu bulanannya sudah hampir tiba. Irin memang biasanya merasa malas melakukan apa pun saat tamu bulanannya datang. Dia yang setiap hari selalu dilayani pembantu rumahnya jadi semakin malas bergerak setiap kali tamu bulanannya hampir tiba. Namun, kini dia tidak lagi tinggal di rumah megah milik orang tuanya. Dia memutuskan pergi. Tidak. Dia memang mau melarikan diri. Rumah mewah itu laksana sebuah penjara yang sengaja mengurung Irin di dalamnya. Menjadikannya seekor burung yang disembunyikan di balik sangkar tanpa adanya sebuah pintu keluar. Entah sejak kapan semuanya bermula, tapi sayapnya telah tiada