KALAU dipikir-pikir lagi, ini memang pertama kalinya Irin pergi ke mall bersama Rein. Walaupun mereka berteman baik sejak dulu, tapi sebelumnya Rein belum pernah menemaninya belanja. Irin menarik napasnya panjang, kemudian mengembuskan napasnya secara perlahan. Dia merasa gugup, cemas, khawatir, juga takut. Rein tidak suka buang-buang waktu, tapi Irin kebalikan dari itu. Irin suka kalap dan kadang sampai lupa waktu ketika sedang belanja. Orang tuanya saja sampai marah-marah soal ini, terutama ayahnya. Ini masih belum soal tagihan kartu kredit yang akan membengkak setelah dia menggunakannya. Satu alasan lain yang membuat ayahnya semakin khawatir saja soal dirinya. Irin menggigit bibir bawahnya dan berdoa dalam hati, semoga kali ini dia bisa menahan diri atau Rein akan menyetujui rencana