Zea terbangun dengan kepala yang sangat berat, dia meremas rambutnya karena kepalanya pusing. Bukan hanya kepalanya yang pusing tapi seluruh tubuhnya sakit semua. Dari kepala sampai ujung kakinya terasa pegal dan dia merasa perih di daerah sensitifnya. Dia berusaha bangun tapi terhalang sebuah tangan kekar dengan sedikit bulu itu melingkar di perutnya. Tangan seorang pria, siapa? Tidak pernah terpikirkan oleh Zea saat dia berbalik melihat sosok yang tengah memeluknya erat dirinya dari belakang ternyata adalah pria yang awalnya dia benci karena sikapnya killer. Kedua bola matanya membola saat melihat wajah Elvan yang masih nyenyak tidur. Wanita itu tambah terkejut ketika menyadari ternyata dirinya maupun Elvan tidak memakai apapun di balik selimut yang menutupi tubuh mereka berdua.