Alexander sedang duduk di ruang tengah. Sesekali ia melirik ke bocah kecil yang sedang bermain dengan mobil-mobilannya di lantai. Membulatkan tekadnya, ia berdiri dan menghampiri bocah itu. “Adam,” panggilnya sambil berlutut di depan bocah itu. “Lihat ini, apakah menurutmu, Mommy mu akan menyukai benda ini?” Adam melirik sekilas ke arah Alexander, sebelum kemudian melengos sambil mengedikkan bahunya. Tidak ingin menanggapi Alexander dan juga tidak terlalu paham apa yang ditunjukkan oleh pria itu padanya. Walau masih menolak memanggil Alexander dengan sebutan Daddy dan sering cemberut ketika menemui pria itu bermesraan dengan ibunya, tapi Adam sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Alexander. Kelahiran adik kecilnya sepertinya juga membantu Adam untuk mulai menerima keberada