Alexander menatap wajah memerah Florence yang ditindihnya. Mata wanita itu sedang tertuju kepadanya, lembut, membuat Alexander merasa dicintai. Dan sungguh ia juga mencintai wanita itu. Ingin rasa nya Alexander mendekap tubuh mungil itu dan tidak melepaskannya. Menjadikannya satu dengan tubuhnya. Menjadikannya miliknya selamanya. Muncul keinginan di bibirnya untuk mengatakan cinta. Namun sesuatu menghalangi lidahnya untuk bergerak. Oleh karena itu, ia mengurung kan niatnya. Mungkin lain waktu aku akan bisa menyatakan perasaanku padanya. Sambil sedikit tersenyum, ia kini mengamati tubuh Florence. Kedua tangan wanita itu terikat keatas, sementara kakinya membentang terbuka diantara pinggangnya. Tubuhnya yang menyatu ke dalam Florence, dibiarkannya menikmati apa yang menjadi miliknya