52. Tidak Ingin Sendiri

1632 Kata

Mobil Alexander bergulir masuk melewati pagar tinggi rumahnya dan berhenti tepat di depan bangunan dua lantai yang tampak tidak terawat. Alexander mengerutkan dahinya menatap pintu rumahnya yang terbuka lebar. “Tunggu disini, Ter,” ucapnya pada supir nya dan melangkah keluar dari mobil. Dengan penuh waspada, ia berjalan masuk ke dalam rumahnya. Didorongnya pintu depan yang langsung membentang terbuka tanpa suara. Hal pertama yang di sadari oleh Alexander, bukanlah bau busuk dari tubuh Deyja yang sudah lama mati, melainkan adalah bau itu. Bau manis yang pekat dan membuat matanya berkilau kecoklatan begitu menciumnya. Hanya satu hal yang memiliki bau seperti ini. Darah segar. Dan hanya ada satu orang yang memiliki darah yang bisa menggugah seleranya seperti ini. Darah Florence. Alexand

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN