37. Awal Malapetaka

1615 Kata

Mungkin terlalu lelah, Florence sepertinya tertidur di dalam pelukan Alexander. Ia baru terbangun oleh elusan dingin di sisi wajahnya dan mendapati bahwa pesawat sudah mendarat. “Kita sudah sampai?” tanya Florence kaget menatap ke arah Alexander yang sudah berdiri di depannya dengan pakaian yang sudah berganti rapi. “Um hm.” Alexander mengangguk. “Ayo turun. Kuantarkan kau pulang ke rumah,” lanjutnya. “Pulang? Tapi ini kan baru hari Jumat.” “Ada sesuatu yang harus kubereskan dulu. Sementara ini tidak aman bagimu berada di dekatku, Florence.” “Bagaimana dengan Deyja dan Violet? Mereka tinggal bersamamu bukan?” timpal Florence memprotes keputusan Alexander. Berada di sisi pria itu selama beberapa hari ini membuat Florence tidak ingin melepaskan Alexander. Tanpa sadar, ia mulai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN