Yang terkelam

1294 Kata

Berjalan bersama teman dengan perbincangan kecil itu selalu menjadi keseruan tersendiri. Anisa dan Ami seperti biasa keduanya akan selalu memperdebatkan hal yang sebenarnya memang tidak penting sekali untuk di diskusikan. “Sa, gimana pendekatan lo dengan Andini apa sudah ada kemajuan?” tanya Ami yang masih penasaran dengan progres Anisa. “Tetap aja susah buat dideketin. Btw nih ya Mi emang nggak ada cara lain gitu untuk bisa mengambil hati Arya gitu selain dengan menaklukkan adiknya itu?” Anisa terlihat seperti sudah frustasi dan ingin menyerah saja. “Nggak ada! Cuman itu satu-satunya. Kecuali dengan cara kasar, itu juga kalau lo berani dengan langsung samperin Arya dan ungkapi rasa lo ke dia.” “Gila lo! Yang ada gue jadi bahan bullyan mereka. Wajah gue mau di taroh dimana coba kalau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN