Aku masih lemas ketika pak Aldo menyuapi aku makan malam. Aku bahkan melupakan makan siang ku. Dan kulihat pak Aldo terdiam sambil menyuapi aku makan, beberapa kali oleng dan sendok mengenai sudut bibir atau bahkan pipi ku. Tapi aku enggan menegurnya. Aku hanya membiarkan sampai ia akhirnya sadar sendiri, seperti saat ini.
"Wit, maaf ya" dia hanya menggelengkan kepalanya dan kemudian memberikan aku air minum lalu meletakkan sejenak piring berisi nasi di atas nakas. Kemudian pak Aldo menatap ku.
"Pak," ujarku menyentuh lengannya karena dia tampak akan mengatakan sesuatu namun terdiam cukup lama–melamun hampir dua menit dan aku hanya membiarkan saja. Karena dia pasti masih syok.
"Wit," gumam nya lagi yang pada akhirnya kulihat wajahnya yang sendu dan seolah tidak percaya.
"Ya," kataku,
