Duka yang mendalam dirasakan semua orang terutama Nizar. Kepergian Arnita begitu tiba-tiba. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya, bahkan terakhir kali Nizar dan Gracia bertemu dengan Arnita, sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau Arnita akan pergi untuk selama-lamanya. Namun, beginilah takdir berbicara. Meski Arnita memang diketahui menderita sakit parah, tetap saja kepergiannya meninggalkan duka di hati putra semata wayangnya. Sepulang dari pemakaman, Nizar duduk dengan pandangan kosong. Masih tidak percaya bahwa sang mama sudah tiada. Baru saja Nizar merasa bahagia dengan kehadiran janin di rahim istrinya, di saat bersamaan ia juga harus kehilangan sang mama. "Minum dulu, Mas." Gracia memberikan segelas air putih. Nizar yang duduk di sofa ruang keluarga rumahnya, menatap Gracia dengan