Setelah mendapatkan informasi rumah sakit yang tempat Devan dilarikan, Gracia yang sangat lemas dan masih antara percaya tak percaya langsung keluar dari apartemennya tanpa membawa apa-apa kecuali ponsel di tangannya. Berbagai pikiran buruk terus memenuhi kepala Gracia. Ia sangat takut. Setelah keluar dari lift, Gracia langsung menuju lobi di mana Felis sedang berjalan menuju mobil. Gracia merasa bersyukur, dengan begitu ia bisa meminta Panji dan Felis untuk membawanya menyusul Devan ke rumah sakit. “Kak Felis,” teriak Gracia dengan sisa-sisa tenaganya. Felis yang hendak masuk ke mobil dengan Panji yang membukakan pintunya, mengernyit bingung. Panji juga sama. Bagaimana tidak bingung, ekspresi Gracia seperti ingin menangis dengan keringat yang bercucuran padahal malam ini sebenarnya ud