Setelah kepergian Sava, istrinya dari rumah membuat kehidupan Bian selama beberapa minggu terakhir sangat hampa. Semuanya terasa berbeda. Terasa hilang. Setiap ia pulang ke rumah dari pelampiasannya di kantor, bekerja seharian tanpa lihat waktu hanya untuk dirinya tetap terus bekerja dan baru berhenti ketika akan tertidur saja. Memang rasa penyesalan selalu datang belakang. Bukan klasik. Tapi memang biasanya orang baru akan menyadari ketika ia sudah berjalan terlalu jauh dan menyadari bahwa semuanya sudah terlambat. Mamanya masih menolak berbicara dengannya, adiknya juga masih diam seribu bahasa dan selalu menyindir kenapa dirinya memperlakukan Sava sampai segitu teganya. Yang masih berusaha netral adalah Papa nya dan juga Dafa, adik iparnya. Mungkin karena sesama lelaki jadi mereka seti

