*** Mendengar ketukan pintu itu, kedua mata Sein seketika terbelalak lebar. Raut wajah penuh gairah yang sebelumnya menghiasi wajah cantiknya kini tergantikan dengan kecemasan dan ketakutan. Sein menatap sekilas ke arah pintu, lalu beralih pada Stefan. Pria itu terlihat tenang, seolah ketukan pintu yang baru saja terdengar bukanlah hal yang berbahaya bagi mereka. Membuat Sein kesal padanya. "Kenapa kamu bisa tenang seperti ini?" pekik Sein dengan suara tertahan, panik. "Ada orang yang mengetuk pintu, Stefan!" Matanya melotot tajam pada pria itu. "Bagaimana kalau yang mengetuk adalah Daddy? Dia pasti akan sangat marah, bukan hanya padamu, tapi juga padaku!" Dengan kedua tangan yang terletak di d**a bidang Stefan, Sein mendorong tubuh atletis pria itu agar menjauh darinya. Ia berhasil me