Bab 45: Kekecewaan

1987 Kata

Pagi menjelang saat ini, jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Di atas tempat tidur yang berantakan, Sein berbaring dalam posisi miring, meringkuk di balik selimut tebal yang membungkus tubuh polosnya. Perlahan, Sein membuka mata dengan paksa. Dahinya tampak berkerut, terpapar cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai. Ia menutup mata sejenak dengan telapak tangan, lalu mengubah posisi tubuhnya menjadi terlentang. Menoleh ke samping kanan, ia melihat tempat tidur yang kosong. Ke mana Stefan? Seharusnya pria itu berada di sampingnya, bukan? "Stefan..." Sein memanggil pria itu dengan suara serak. Tak ada sahutan. Ke mana dia? Penasaran, Sein berusaha untuk bangkit. Saat hendak menegakkan tubuh, ponsel milik Stefan yang terletak di atas nakas berbunyi. Kting! Sein mengalih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN