Kaila tersenyum hangat pada Brian, yang baru saja turun ke ruang makan dengan dasi tergantung rapi di lehernya. Ia mendekat dan dengan cekatan merapikan kerah pakaian suaminya itu, seolah ingin memastikan Brian terlihat sempurna sebelum berangkat kerja. Kaila memandang wajah suaminya dengan penuh kasih, lalu berkata pelan, “Brian, aku ada pikiran… gimana kalau kita coba program bayi tabung aja?” Brian menghentikan gerakannya sejenak. Ia menatap Kaila, lalu mendengus pelan. “Nggak usah, Kaila. Lagian cuma buang-buang uang aja. Aku nggak perlu itu semua. Aku cuma mau hidup sama kamu, nggak peduli kita punya anak atau nggak.” Mata Kaila berbinar mendengar jawaban itu. Senyum manis muncul di wajahnya, dan ia memeluk Brian erat. “Benar? Kamu nggak masalah kalau kita nggak punya anak?” Brian