Di dapur rumah Ajeng, terlihat tiga wanita tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ajeng dengan mesin ovennya, Rena dengan penggorengan, dan Adelin dengan pancinya. Lalu, Leta yang baru datang harus bagaimana? “Leta!?” Di sela-sela sedang terbengong-bengong itu, Leta yang berdiri tidak jauh dari dapur lantas mendengar suara yang memanggil namanya. Seketika Leta tersentak, “M—mbak Adelin..” “Sini.. Ngapain berdiri di situ!?” Adelin tersenyum lebar, melambaikan tangannya pada Leta. Dengan perasaan yang tidak menentu, Leta berjalan mendekat pada tiga wanita yang tengah sibuk berperang di dapur itu. Ajeng tidak menoleh pada Leta sama sekali. Sedangkan Adelin—yang tadi memanggil Leta—memberikan Leta tugas untuk memindahkan aneka lauk-pauk yang sudah matang di piring. Sekaligus mem