Sarah masih saja menangis dipelukan Edo, lagi dan lagi dirinya disakiti dengan orang yang dicintainya. Lagi dan lagi keadaan dirinya ditolak, kehadirannya tidak diharapkan oleh siapapun bahkan Fandy juga menolak dirinya. Ga ada kata apa yang lagi yang bisa menggambarkan rasa sakit yang saat ini dirasakannya. Edo melepaskan pelukannya dari Sarah dan menangkup wajah Sarah. Edo tersenyum dan menatapnya sangat lembut, Edo menghapus air mata yang mengalir. “Dia b******k, laki-laki kayak dia ga perlu lo tangisi!” “Do, anak gue gimana? Dia perlu ayahnya.” “Gue mau jadi bapak untuk anak lo.” Sarah terperangah dengan perkataan Edo. “Jangan, lo ga seharusnya ngambil beban ini. Cukup dulu lo udah nolong gue. Cukup dulu gue udah jadi beban ke lo dan sekarang lo ga perlu tolong gue