Tepat di saat bersamaan teriakan Rani terdengar, pintu ruangan terbuka lebar menunjukkan Bian yang terengah dengan kakinya yang perlahan turun setelah sebelumnya menendang pintu. “Raga!” teriaknya hingga suaranya nyaris serak. Tak ada raut keterkejutan di wajah Raga. Ia justru tersenyum miring dan mengatakan, “Ada apa? Kau ingin bergabung?” Seraya melirik ke arah Rani dengan ekor mata. “Hargh!” Bian berteriak dan berlari cepat menghampiri Raga. Dan tanpa mengatakan apapun menerjang tubuh Raga membuatnya tersungkur ke lantai dengan ia yang setengah duduk di atas tubuhnya. . “Apa kau gila?! Apa kau sudah tak waras?!” teriak Bian tepat di depan wajah Raga. Tangannya mencengkram kerah kemeja Raga dan menariknya hingga punggung Raga terangkat dari lantai. “Apa kau sadar, kau sudah sangat