Ning menatap tajam ke arah Jin. Dia lalu melipat kedua tangannya di depan dadanya. Jin melirik kurang ajar ke arah kedua bukit itu dan Ning jelas saja tahu maksud tatapan matanya itu. "Kamu!!!" teriak Ning. "Kalau seperti itu, justru kelihatan makin menantang," goda Jin sambil tertawa menjijikkan. Ning berpikir keras. Semakin lama, kelakuan pemuda di depannya ini makin menjadi. Dia harus melakukan sesuatu untuk membuat bocah ini meninggalkan rumahnya. "Aku ini seusia dengan Ibumu. Apakah dia tak pernah mengajarimu untuk menghormati orang tua?" tanya Ning dingin. Jin tersenyum, "Ibu mengajariku untuk menghormati orang tua. Tapi kamu bukan termasuk orang yang harus kuhormati, Ning," jawabnya. "Apa maksudmu?" tanya Ning sambil menatap tajam ke arah Jin. "Kamu itu nggak termasuk wanita