Part 55 - Teh Manis

1089 Kata

Kipli berhenti dan menatap ke arah laki-laki tua yang matanya terbeliak ke arahnya. Perlahan-lahan, dia melepaskan tangan kirinya yang memegang leher si laki-laki tua. Tubuh yang tak lagi bernyawa itu rubuh ke lantai tanpa daya. Kipli masih terdiam di tempatnya. Dia menutup matanya dan menarik napas panjang. Mereka berkata, balas dendam itu manis, tapi Kipli akan dengan tegas menolaknya. Semua ini tak pernah terasa manis. Tak akan pernah semanis kenangan saat Bapak memukul tangan Kipli dengan rotan karena dia lupa salah satu ayat surat pendek saat menyetor hapalan. Tak akan pernah semanis saat Bapak memanggul Kipli di atas pundaknya ketika mereka berdua pulang kenduri dan melewati jalan berlumpur karena hujan yang baru saja mengguyur. Tak akan pernah semanis senyuman Ibu saat Kipli seles

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN