Dua hari setelah kepergian Rayhan dan Sena terus merasakan ada yang hilang dari hidupnya. Paginya tiba-tiba saja berbeda karena tidak ada lagi senyum laki-laki itu di atas motornya sambil membawa sekantong sarapan yang sudah dia beli sebelumnya. Kenangan yang dimiliki oleh mereka tidak banyak, tapi semuanya berarti dan membuat semakin merindu jika diingat. Sena sadar bahwa berada jauh dari Rayhan adalah salah satu jenis penderitaan dan kalau laki-laki itu kembali nanti dia akan membuat satu syarat lagi menjadi calon suaminya. Yaitu tidak boleh berjauhan. Tidak peduli jika itu akan semakin membuatnya terlihat lebih mencintai Rayhan dan tidak bisa berjauhan.
“Udah ditungguin Nadia di luar.” Ucap Bima tanpa menoleh. Sena menoleh, padahal dia sudah meminta sepupu Rayhan itu untuk tidak perlu
