Pagi itu, kabut lembut menggelayut di udara, merasuk ke setiap sudut ruangan dan menciptakan nuansa dingin yang menusuk. Tirai-tirai jendela berkibar pelan di bawah sapuan angin, seolah ikut merasakan kesepian yang mencengkeram hati Mira. Ia duduk di tepi ranjang dengan pakaian tidur sutra berwarna gading yang tampak begitu kontras dengan kegelapan yang memenuhi pikirannya. Mata Mira terpaku pada pintu kamar, yang kini lebih menyerupai gerbang penjara daripada pintu menuju kenyamanan dan kedamaian. Perintah Connor untuk meningkatkan pengawasan terhadapnya menjadi rantai tak terlihat yang semakin mempertebal tembok isolasi di sekelilingnya. Langkah kaki yang berat mengiringi kehadiran Connor di kamar. Aura ketegangan yang menyertainya hampir dapat disentuh, membuat udara di antara mereka t