Bab 11

1313 Kata

Sebagai penulis aku sering memimpikan pernikahan impian seperti yang ada di dalam novel karanganku. Seperti dilamar pakai cincin berlian, makan malam di sebuah restoran dengan musik klasik, berdansa mesra diakhiri dengan ciuman atau paling tidak laki-laki yang mau menikahiku berlutut sambil memegang tanganku. Arghhh, sayangnya itu hanya khayalan di novel semata. Tidak ada cincin, makan malam romantis, dansa ataupun ciuman mesra. Bahkan aku belum pernah merasakan dicium Mas Setto sejak kami pacaran. "Nggak romantis banget sih, Mas." Ocehku malas. Mama mencibir seakan mengejekku. "Mama nggak usah ikut campur, ini kan pernikahan pertamaku jadi aku itu pengennya dilamar dengan cara romantis," ujarku agar Mas Setto peka dan mengulang lamarannya tadi. Mama berdiri dari tempatnya duduk. "On

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN