Pagi-pagi buta, Keysha sudah berada di sekolah. Dia berjalan melewati koridor kelas XII dengan langkah tergesa-gesa. Keringatnya mulai mengucur melalui kedua pelipisnya. Keysha juga tak tahu apa penyebabnya. Tubuhnya memang suka sekali mengeluarkan keringat. Apa ini yang namanya anak sehat?
Sekarang, tempat tujuan yang akan Keysha datangi adalah kelas XII MIPA 4 yang tak lain adalah kelas Rexa. Ia ingin meminta Rexa menghapus fotonya yang diposting di i********: Rexa kemarin. Sungguh, ia benar-benar malu dengan caption yang ditulis Rexa. Seperti b***k cinta yang menjijikan! Atau bahkan seperti para bocil (bocah kecil) yang baru saja menetas.
Keysha memasuki kelas XII MIPA 4 dan mencari keberadaan Rexa. Tetapi ia tak menemukannya. Keysha malah hanya mendapati keberadaan teman-teman Rexa yang tak lain adalah Zion, Tomi dan beberapa anak kelas tersebut.
Tomi melihat keberadaan Keysha, dia pun langsung menghampirinya.
"Cari siapa?" tanya Tomi menghampiri Keysha.
"Ada Kak Rexa?" jawab Keysha.
"Belum dateng. Kenapa?"
"Ada perlu."
"Oh, tunggu aja."
“Iya, Kak.”
Bertepatan dengan itu, akhirnya Rexa datang memasuki kelasnya. Ia terkejut bukan main saat melihat keberadaan Keysha, sang pujaan hati.
"Eh, ada pacar. Tumben pagi-pagi nyamperin? Kangen ya?" kata Rexa tanpa dosa.
"Hapus foto gue!"
"Foto yang mana?"
"Nggak usah pura-pura nggak tahu!" Keysha menegaskan, "hapus!"
"Lo lihat postingan gue kemarin? Kenapa nggak lo like Key? Gue nunggu notif dari lo tahu!"
"HAPUS FOTO GUE!" bentak Keysha kesal membuat Tomi sedikit takut.
"Hapus aja, Xa. Daripada lo kena malapetaka." bisik Tomi.
"Lo nggak dengar?" ulang Keysha lagi, "apa perlu gue teriak pakai TOA sekolah?"
"Eh, oke-oke gue hapus. Tapi jangan ngegas dong Key, takut gue jadinya."
Karena tak mau terjadi hal yang tidak diinginkan. Rexa pun menghapus postingan tersebut.
"Udah gue hapus."
"Awas kalau lo posting lagi!" ancam Keysha.
"Key, lo masih marah sama gue?" Rexa bertanya, tetapi Keysha malah pergi dari kelasnya.
***
Setelah menyelesaikan tugasnya dengan Rexa, Keysha kembali berjalan menuju kelasnya. Namun saat ia melewati koridor, Keysha mendengar bisik-bisik tetangga sebelah. Apalagi jika bukan berghibah?
"Oh, dia yang diposting Rexa semalam?"
"Cantik juga sih."
"Kayak gitu dibilang cantik? Najis!"
"Baru jadi anak aja baru udah disukain cogan. Lah gue, yang udah lama mendekam di SMA ini aja mana pernah. Boro-boro disukain, disenyumin aja kagak pernah."
"Lo curhat?"
"Nggak sih. Cuma cerita."
Lain halnya dengan bahan ghibah kaum Adam. Mereka malah menggoda dirinya.
"Cuit-cuit."
"Prikitewww..."
"Adek, kenalan yuk sama Kakak?"
"Ada nomor WA? Atau ID Line gitu?"
Keysha tidak memedulikannya, ia tetap melanjutkan langkahnya meskipun suara godaan itu masih terdengar jelas. Sampai ketika Keysha mendengar pertanyaan yang membuat langkahnya terhenti.
"Jutek amat sih, Neng? Berapa sih harganya?"
Keysha memberhentikan langkahnya. Dia sangat membenci pertanyaan yang merendahkan harga diri wanita.
"Apa kata lo?"
"Berapa harga lo untuk satu jam?" ulangnya.
"Jaga ucapan lo, ya!" ketus Keysha.
"Gue kan nanya, harga lo berapa? Memang itu salah?"
Plaaakkkk!
Keysha menampar pipi siswa tersebut
"Asal lo tahu, cewek jutek bukan berarti murahan!" murka Keysha.
"Udahlah, nggak usah sok suci. Sini gue bayar."
Bugggh!
Sebuah pukulan mendarat kearah pipi siswa tersebut. Keysha mendongak melihat Rexa yang berdiri menyelamatkannya.
"Ngomong apa lo tadi?"
"Mau jadi pahlawan ya?" siswa itu menyeringai.
"Gue pahlawan Keysha. Gue siap melindungi dia!"
Bukannya takut, siswa itu malah tertawa terbahak-bahak mendengarnya.
"Pahlawan kesiangan maksud lo?"
"Lo meragukan kekuatan gue? Lo nggak tahu kan kalau gue punya banyak kekuatan?"
"Mana?" kata siswa tersebut dengan nada tak percaya.
Rexa bersiap memasang kuda-kuda, ia menyengir memperlihatkan giginya seperti harimau yang kelaparan. Tak lupa, ia mengaung-ngaung bak harimau sungguhan.
"Jurus... harimau ngamuk.... Kyaaa!" Rexa lompat-lompat sendiri mempraktikkan jurusnya.
Hal itu membuat sebagian murid yang menontonnya terkekeh. Bagaimana dengan Keysha? Keysha menutup matanya karena malu.
Gue mau pindah negara aja rasanya! Batin Keysha.
"Hahaha, gila si Rexa. Bukannya mukul lawan malah ngeluarin jurus harimau." celetuk salah satu siswa.
"Oalah, pinter-pinter."
"Anjir, ngakak!"
"Video in lah, biar viral."
"Bagus nih kalau dibikin sinetron. Judulnya
Rexa Si Harimau jadi-jadian."
"Kalau gue jadi Keysha, pasti gue udah malu banget."
"Kalau gue jadi Rexa, pulang sekolah awto operasi muka."
"Lah, kenapa?"
"Ya malu lah, Bambang!"
"Nggak tahu malu banget, itu si Rexa!"
"Masih kurang? Lo mau lihat jurus gue yang lainnya?" tantang Rexa. Siswa itu hanya diam dengan tangan yang diselipkan.
"Jurus.... Buaya terbang..... Kyaaaa!"
Rexa belum siap memasang kuda-kuda, namun siswa itu langsung memukulnya membuat Rexa jatuh tersungkur.
"Oh, jadi lo main tangan?" Rexa bangun dari jatuhnya. Dia berdiri dan langsung mencengkram kerah baju siswa itu.
"Memangnya lo doang yang bisa? Gue juga bisa Boy!"
Buggggh!
Rexa kembali memukul siswa itu untuk yang kedua kalinya. Sudut bibirnya terlihat bengkak dan membiru karena pukulan keras dari Rexa.
Baik siswa-siswi, tidak ada satupun yang melerainya karena sedang fokus menonton perkelahian. Jarang-jarang kan mereka melihat Rexa berkelahi seperti ini.
Alex dan Pleura yang baru saja datang terlihat bingung dengan gerombolan para murid di koridor yang menghalangi jalan mereka. Karena penasaran, Alex pun membelah barisan dan melihat Rexa sedang berkelahi disana.
"Gue mau bubarin mereka. Lo ke kelas aja, Ra." suruh Alex.
"Iya Kak."
"BUBAR-BUBAR!"
Alex melerai perkelahian tersebut. Dia memisahkannya dan menyuruh murid-murid untuk bubar. Hal itu membuat para murid berdecak sebal karena tak dapat menonton perkelahian itu lagi.
"Key, lo nggak di apa-apain kan sama dia?" tanya Rexa kepada Keysha.
"Gue minta ma—" perkataan Rexa terpotong karena Keysha memotongnya dengan cepat.
"Lo pikir? Dengan lo nyelametin gue. Gue akan memaafkan lo?"
"Tidak semudah itu, Ferguso!" Keysha langsung pergi meninggalkan Rexa.