“Itu benar, hanya kamu seorang yang bisa mengisi hati Pak Damien,” suara seorang wanita tiba-tiba memecah keheningan. Chiara dan Dona kompak menoleh ke arah sumber suara. Tessa, dengan rambut tergerai rapi berjalan mendekat sambil membawa dua cangkir kopi dalam gelas styrofoam. Wajahnya yang cantik tampak akrab, meski Chiara belum pernah bertemu dengannya sebelumnya. Tessa tersenyum lembut dan menyodorkan kopi tersebut kepada mereka berdua. “Terima kasih,” Dona menerima salah satu gelas kopi itu dengan anggukan lembut, sementara Chiara menerima kopi itu dengan kening berkerut, matanya menatap bingung ke arah wanita yang belum dikenalnya. “Te… terima kasih, maaf, Anda siapa?” tanya Chiara dengan suara sedikit terbata-bata. Wanita itu duduk di samping Chiara, hingga posisi Chiara kin

