Damien duduk di kursi transfusi, lengan kirinya terbuka, dengan jarum infus yang tertancap di bawah kulitnya. Wajahnya terlihat tenang, saat proses transfusi darah berlangsung. Sorot matanya lurus saat ia tenggelam dengan pikirannya sendiri, sementara darah mengalir perlahan melalui tabung menuju kantong transfusi di sampingnya. Di sisi lain, Dokter Morretti berdiri tegap, memperhatikan monitor dengan seksama. Ia tahu betapa berartinya darah yang Damien donorkan ini. Di sudut ruangan, Dona dan Tessa tak henti-hentinya memperhatikan Damien. Dia dan Tessa sesekali terlibat percakapan dengan suara pelan,salah satu isi percakapan mereka tentang identitas anak laki-laki, yang wajahnya terlihat mirip dengan Damien. “Dia hanya butuh satu kantong,” gumam Dokter Morretti setelah memeriksa catat

