Tubuh Dian semakin dekat dengan Resti. Sedangkan gadis itu tidak berani untuk bergerak dirinya malah terdiam kaku layaknya patung. Ia ingin pergi namun, ia malah merasakan tubuhnya seperti ada yang sedang menahan nya dengan begitu erat. Kini Dian perlahan-lahan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Resti.
"Kau sudah terang-terangan memancing hasrat ku gadis manis," ucap Dian dengan pelan sambil mengelus bibir lembut Resti mengunakan jar jempolnya dan Resti merasa merinding merasakan sentuhan itu.
"Ma—maksud kamu apa, Dian?" tanya Resti terbata-bata.
"Maksudku ... Ini." Dian langsung mencium bibir Resti dengan tiba-tiba hingga membuat gadis tidak bisa bernafas sama sekali, kedua bola matanya bahkan melotot seperti ingin keluar. Dian mencium Resti sudah terhanyut dalam gairah, begitu juga d
