Bab 93

1667 Kata

Lorong rumah sakit yang sunyi mendadak menjadi medan pertempuran. Bara melangkah maju, niatnya jelas—menyelesaikan Redita dengan tangannya sendiri. Namun, langkahnya terhenti ketika sebuah tangan besar mencengkeram pundaknya dengan keras. “Kau tenang dulu bisa tidak?” suara Reynar rendah, tetapi sarat dengan kemarahan yang tertahan. Dalam satu gerakan cepat, ia menarik Bara dan membantingnya ke dinding. Bara merasakan benturan keras di punggungnya, tetapi ia tidak peduli. Mata cokelatnya yang dipenuhi bara amarah menatap kakaknya dengan tajam. “Lepaskan aku, Bang.” Reynar tidak bergeming. Cengkramannya justru semakin erat. “Apa kau mau membuat istrimu yang baru sadar khawatir lagi? Apa kau mau buat Kaia kembali terpuruk? Jangan bodoh, Bara!” Bara mencengkeram lengan kakaknya yang mena

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN