Di tempat lain, Reynar duduk di sebuah ruangan hotel mewah di Jepang. Matanya tajam menatap layar laptop di depannya, sementara tangan kanannya memegang ponsel yang menempel di telinganya. Ia sedang berbicara dengan Kana, tangan kirinya memainkan pena, tanda pikirannya sedang sibuk. "Kana," suara Reynar terdengar tegas, tetapi ada nada keraguan di sana. "Apa kau menemukan informasi yang serupa dengan apa yang aku temukan?" Di ujung telepon, Kana terdiam sejenak. Ia tahu pertanyaan Reynar tidak bisa dijawab dengan sembarangan. Napasnya berat, dan ia mengusap peluh di dahinya meski ruangan yang ia tempati ber-AC. "Ya, Tuan Reynar," jawab Kana akhirnya, suaranya terdengar hati-hati. "Saya menemukan bukti yang mengarah ke sana... bahwa Laksana memang terlibat dalam kecelakaan yang menewaska

