Bab 5 Tibanya di rumah, Naira mengendap-endap menuju pintu jendela kamarnya. Dengan nafas yang masih berusaha ia atur agar rasa takut ketahuan yang ia rasakan tak membuat dirinya mundur. 'Aku harus buru-buru membuka jendela ini, semoga berhasil.' batin Naira penuh harap. Naira mencoba untuk mencari cara agar ia tidak membuang-buang waktu, hingga akhirnya ia menemukan sebuah jepit rambut di bawah kakinya, di tengah remang-remang cahaya lampu Naira mengulas senyum karena akhirnya ia bisa menemukan cara itu. Naira tidak tahu bahwa rumah itu sedang kosong, ibu dan ayahnya sedang berpesta menikmati makanan hasil menjual dirinya. Bergegas Naira mengambil tas di lemari dan menyusun pakaian yang masih terlipat rapi, dan setelah itu ia menutup kembali tas itu lalu pergi melewati jendela yang

