Elina baru saja dikenalkan dengan Rudi, Kakek Lingga. Usianya kini menginjak kepala delapan. Elina benar-benar tidak menyangka Lingga membawanya ke sini. Terlebih Kakek Rudi ternyata sangat ramah padanya. Satu hal yang terus Elina pikirkan, sandiwara ini makin meluas. Elina pun mencoba beradaptasi dan bersikap selayaknya cucu menantu yang baik. Namun, terlepas dari keramahan Kakek Rudi, Elina masih marah pada Lingga yang sudah lancang membawanya ke sini. "Ini pertama kalinya Lingga bawa perempuan ke rumah ini," kata Rudi membuka pembicaraan. Elina hanya tersenyum kikuk, pandangannya kini tertuju pada kursi roda yang ada di samping pria paruh baya itu. "Air kobokannya lupa diisi." Kali ini Rudi mengatakan sambil tertawa. "Lingga, tolong panggilkan Bi—" "Biar saya yang isi aja, Kek. Bib