Special Part - 2

1152 Kata

Suasana tampak mencekam di ruang tamu rumah Elina. Saat ini hanya ada mereka bertiga. Ya, Elina yang duduk bersebelahan dengan Ninda, sedangkan Isabella duduk di sofa yang ada di hadapan mereka berdua seolah-olah menjadi hakim dalam sidang. "Jadi kamu kerja di kedai punya Lingga punya tujuan khusus?" tanya Isabella pada Ninda, ekspresinya sangat kentara kalau perempuan itu tengah menahan emosi. "Kamu mau rebut Erik dan menjadikan Lingga batu loncatan?" lanjutnya. "Ng, nggak! Itu nggak benar. Aku udah punya calon suami, kok. Bulan depan nikah. Kalau nggak percaya tanya Elina. Dia orang pertama yang aku kasih undangan, karena sebenarnya undangan itu belum resmi disebar," jelas Ninda panjang lebar, berusaha meredakan emosi Isabella. Ninda tak lupa menyikut lengan Elina. "Iya betul," timpal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN