Pagi itu ketika keluarga Dharman berada di meja makan, ada sesuatu yang tidak biasa terjadi. Ketiga-tiganya saling diam dengan pikiran masing-masing seperti Mirna yang tak bisa lupa dengan apa yang dilihatnya kemarin, sementara Dharman tak berhenti memikirkan ucapan Naimar saat dirinya datang tempo hari. Beberapa hari lalu ketika Dharman pulang ke rumah keduanya, Naimar menyambut dengan suasana hati yang kurang bagus. Sudah tentu karena perkataannya saat itu yang meminta Naimar pindah agar bisa tetap berhubungan seperti ini. Namun, dia pikir Naimar tidak akan mengalah dan seolah-olah menjadi pihak paling berdosa. “Kalau aku pergi, artinya kita semua hancur. Aku, kamu dan istri serta anak-anakmu,” kata Naimar kala itu. Dharman tidak tahu jika seorang wanita bisa menjadi sangat berbahaya