Kursi bergerak keluar dari bawah meja. Jenar yang menariknya. Gadis itu lantas duduk setelah mencuci muka dan menggosok gigi selama lebih dari dua menit dengan pasta rasa mint, terasa segar dan tentunya tidak bau. Dia masih tersinggung dengan ucapan Dean tadi. Lebih daripada itu, Jenar benar-benar tidak mengerti mengapa Dean ada di rumahnya sepagi ini sambil membantu ibunya memotong sayur padahal dia yakin pria itu tidak pernah melakukannya. Pernah, tapi pasti gagal seperti yang terakhir kali. Jenar menatap Dean dengan matanya yang bulat, sementara pria itu sesekali melirik sambil memotong tahu menjadi kotak-kotak seukuran dadu, padahal calon ibu mertuanya meminta untuk memotongnya menjadi dua bagian saja. “Kenapa? Ada sesuatu yang ingin kamu katakan?” tanya Dean tak tahan, tetapi Jenar