107. Meja Makan

1519 Kata

Chandni, Jamuna, dan Karan bersiap menyuap Rajma Masala ketika Imdad datang lagi ke pondok. Pria itu terlihat segar sesudah mandi dan mengenakan setelah Sherwani baru. Chandni bersikap dingin menyambut Imdad, tetapi dia menyiapkan semangkuk bubur kacang merah hangat untuk pria itu. Imdad makan dengan lahap meskipun suasana makan terasa kaku. "Mana Tuan Raj?" celetuk Jamuna. "Uhuk!" Imdad tersedak. Spontan Chandni bergegas menepuk pundak Imdad dan mengambilkan minumnya. "Tuan harusnya lebih berhati -hati. Makan jangan buru-buru," kata gadis itu. Merasakan sentuhan Chandni membuat Imdad sedikit terhibur. Ia batuk lebih keras. “Uhukk, uhukk, uhukhh!” Chandni menjadi khawatir dan mengusap- usap pundak Tuan Imdad. Namun setelah beberapa saat menyadari Tuan Imdad main-main saja, dia menepu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN