“Aa ….” Mulut Hector terbuka mendengar kalimat mengejutkan yang baru saja Luis lontarkan. “Ha! Apa maksudnya itu?” serang si dukun bertubuh cilik sambil menarik setelan jas Luis, sampai-sampai membuat pemuda buta tersebut jadi tertunduk paksa. “Hector.” Luis menarik kerah baju temannya itu sambil mendekati telinganya. “Coba berpikir dengan tenang. Apa kau tidak merasa sesuatu yang ganjal? Bukankah kau sendiri yang awalnya curiga dengan Zee?” bisiknya begitu tajam. Tatapan Hector tampak buyar. Ada beberapa langkah kakinya otomatis mundur ke belakang. Kepalanya masih mendongak ke atas, memandangi wajah dingin Luis yang masih dalam wujud versi Azazel. “J-Jadi …?” “Sudah setengah sadar? Apa perlu aku ulas lagi?” sambung Luis sambil mendorong Hector dan menyentakkan tangan dukun itu agar ter