BAB 107: Titik Awal

1166 Kata

“Jadi begitulah ceritanya sampai saya dan Azazel kini terikat kontrak,” curhat Luis pada Asley yang juga sekaligus didengarkan oleh teman-temannya yang lain. Menggaruk tengkuk, Asley tersenyum ketir. “Maaf, Luis. Lagi-lagi karena aku … kau berada dalam bahaya,” ungkapnya dengan wajah yang menahan ledakan tangis. Luis hanya tersenyum lembut, tangan kekarnya terulur untuk mengelus pelan sisi wajah muridnya tersebut. “Kita semua memilih jalan ini dengan tangan sendiri. Menyesal itu urusan nanti. Saat ini yang kita kejar bukanlah sebuah penyesalan. Melainkan takdir baru. Apa Anda bisa memahami ini, Tuan Putri?” Tidak ada kalimat yang dapat Asley ungkap selain gumaman kecil karena air matanya yang mulai mengalir. Kepala Asley meneleng ke samping guna merasakan sentuhan Luis lebih dalam lagi.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN