BAB 105: Darah Tali Jiwa

1171 Kata

“Apa?” heran Zee yang masih berusaha mencari cara agar pernapasannya menjadi lancar. “Tidak mau?” ulang peri tampan tersebut dengan perasaan yang bercampur aduk. Ada setengah kesal, setengah takut, dan sisa kepingannya lagi adalah perasaan tak berdaya di hadapan yang yang jauh lebih kuat dari pada dirinya. “Hehe … hanya bercan—” GROAAAA!! Tariakan dari Naga Quattor yang memang belum mati itu kembali terdengar. Azazel cukup terpukau dengan bagaimana naga tersebut yanng sebelumnya sekarat, bisa menghilangkan hawa keberadaanya kemudian secara perlahan tapi pasti, mulai memulihkan diri seperti yang sekarang ini. “N-Naganya,” gumam Asley yang terduduk lemas sambil mencengkram tanah gemetaran. Mereka terlambat. Seharusnya Asley tadi langsung saja menembakkan anak panah terakhir. Namun, ketik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN